..Menyesap nikmat secangkir kopi seraya tepekur di depan laptop..
Sekelebatan fase-fase kehidupan melintas, dan Allah perkenankan di detik ini saya masih bisa menghirup udara segar serta berfungsi maksimal sebagai manusia, padahal dalam perjalanan hidup, tidak terhitung kejadian terbaik maupun tidak menyenangkan mampir menghampiri.
Jemari ini menggantung di atas keyboard, menunggu ketukan-ketukan rangkaian cerita kehidupan yang menjadi perpanjangan senyum, bahagia, harapan, optimisme dan bekal menapaki hari.
꙳꙳꙳꙳꙳꙳꙳꙳꙳꙳꙳
Terkadang, ketika rutinitas harian terus-menerus dijalani tanpa jeda, dengan segala polemik “drama” dunia, atau trauma masa lalu yang enggan pupus, mudah bagi kita terjebak untuk segera berputus asa, beriringan dengan kadar iman yang tanpa sadar tergerus pelan. Menyalahkan sekeliling atas keadaan diri, tidak sukar tersulut emosi hanya karena remah-remah masalah.
Hendak berkeluh kesah, sekedar mengeluarkan isi hati dan kepala, juga sekilas harap akan ada pertolongan, namun ragu, telinga mana yang konstan bersedia mendengar dan mengulurkan tangan tanpa menghakimi.
Familiar dengan keadaan seperti itu? Atau mungkin sekali dua pernah dialami?
Ketika situasi di atas sedang terjadi, berusahalah untuk "menepi" sejenak, "lepaskan" seluruh beban rutinas dan trauma barang sekejap untuk sekedar menikmati dan mengakui lelah itu, kemudian membiarkan sang lelah hilang, sampai diri betul-betul pulih. Barengi dengan istighfar intens, basuh dengan segarnya wudhu, seret langkah dan paksa tubuh untuk berlama-lama sujud, lalu tuntun tangan serta mata untuk menggenggam Al Qur'an dan takzim membaca rangkaian ayat, juga tafsirnya, yaa...tafsirnya. Hadiri majelis ilmu, online maupun offline, sediakan waktu untuk menuntut ilmu dan men-charge iman.
Lakukan, sampai lelah perlahan pudar, ambil waktu yang diperlukan untuk self healing - tubuh memulihkan dirinya sendiri. Setelah itu, jalani rutinitas kembali ketika sudah merasa pulih. Biasanya ditandai dengan percikan bahagia yang entah datang darimana atau sengatan semangat baru yang mendadak muncul. Kembali berenergi untuk berjibaku dengan apapun itu. Saat hati sudah tenang dan senang, bolehlah berbagi cerita kepada sahabat untuk saling menguatkan.
Jangan biarkan keringat dan airmata kita kering tanpa penuntasan, sebab, butiran keringat dan air mata itu kelak berpotensi menjadi gumpalan bola salju masalah yang tiba-tiba membesar tanpa bisa kita urai.
Ingat dan yakinlah akan janji Allah dalam dua ayat di QS. Al-Insyirah:
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan"
Resapi tafsirnya, kesulitan hidup yang kita kembalikan penyelesaiannya kepada Allah, akan bermuara pada penyelesaian terbaik yang akan semakin mengembalikan dan meningkatkan kadar iman, dibandingkan dengan saat-saat hidup penuh kemudahan.
꙳꙳꙳꙳꙳꙳꙳꙳꙳꙳꙳
Berlimpah syukur dengan segala kenikmatan rizqi yang dicurahkan dalam setiap hembusan nafas.
No comments:
Post a Comment