Monday, April 27, 2020

SUDUT PANDANG - IBU DAN COVIDEMIC2020

Source: Relaxnews

CovidDemic yang melingkupi sebagian besar Buminya Allah telah mengubah wajah Dunia. Indonesia tak terkecuali. Kegiatan harian rutin manusia Indonesia "dipaksa" berubah

Kegiatan Menjemput Rizqi
Kegiatan Menuntut Ilmu
Beribadah 
Ramadhan
Kegiatan Silahturahiim dan mempererat Ukhuwah  
Kegiatan Beraktivitas lainnya

Tidak ada yang siap menjalani seluruh perubahan itu sekaligus. Sekali lagi, tidak ada satu manusia pun yang siap menghadapi perubahan total kebiasaan secara menyeluruh dan mendadak. 

Namun, sudah naluri dasar manusia untuk MAMPU BERADAPTASI pada situasi apapun. Sebagian manusia cepat ber-manuver dan menyesuaikan diri bahkan mencari peluang untuk bermanfaat bagi ummat, sebagian lagi beradaptasi dalam fase yang lebih lambat, dan sepertiga terakhir terseret-seret dalam penyesuaian perubahan. 

Hanya ketika kita menyadari bahwa tubuh ini mampu beradaptasi dan Pikiran adalah hak mutlak diri untuk merangkul setiap keadaan, serta paham bahwa Selimut Bencana tidak bisa kita Ubah seberapa pun kerasnya mengeluh, maka, adaptasi akan terasa lebih Nikmat, terlebih ketika terasa bahwa Allah tak berjarak lagi.

          Menarik sekali ketika coba "Mengintip" keseharian teman-teman menjalani aktivitas dirumah saja selama CovidDemic. Tentunya aktivitas yang bisa tertangkap mata kala menjelajah dunia maya. 

Paling Jelas tersingkap dan membuat diri mengharu biru adalah Ummahat. Yaa, Sosok para ibu yang menjadi The Super Hero di masa transisi ini (tanpa mengecualikan peran ayah tentunya).

Coba simak,

Dengan satu-dua ataupun tiga anak (bahkan mungkin lebih) yang belajar dirumah secara online, juga tugas-tugas yang dikumpulkan secara online mungkin terlihat simple, tapi coba pakai penglihatan mikroskopik deh,

Jika anaknya masih di tingkat dasar, berarti sang ibu harus lebih aktif mendampingi, paling tidak memonitor tugas atau pun kuis yang diberikan guru; menjadi koreografer sekaligus kameramen dadakan jika tugasnya melibatkan pembuatan video untuk mata pelajaran yang menyangkut kegiatan motorik kasar, kinestetik anak dan presentasi verbal.

Kalau anaknya dua, dan keduanya masih sekolah dasar, bisa dibayangkan serunya. Belum lagi jika sang ibu yang (mungkin) masih (terpaksa) harus mencari nafkah, ke kantor atau menjadi tenaga medis, bisa dibayangkan level perjuangan para ibu.  

Beda cerita kalau yang belajar di rumah para remaja dan mahasiswa, kesadaran sudah lumayan tinggi untuk mandiri mengikuti jadwal belajar online yang ada, tapi tetap "teriakan-teriakan (sayang) khas ibu" sesekali masih terdengar:

"Mandi dulu" 
"Hayyoo, Sholat,,"
"Sarapan udah belum"
"Eeehh..malah tidur didepan laptop"
"Keluar sini, jangan di kamar terus"
dan lain-lain..

Ditambah sang ayah yang juga bekerja dari rumah, lengkaplah....

Artinya, Kompor, oven, microwave, panggangan lebih sering menyala, lebih rajin pesan makanan online. Beras yang biasanya satu karung awet sebulan, setengah bulan sudah habis. Isi kulkas yang jarang kosong melompong, bisa tiba-tiba bersih. Baru bikin sarapan sekitar jam 6-an, terus jam 9 kompor sudah hidup lagi. Selesai cuci piring jam 10, sudah mesti siap-siap buat makan siang. Cemilan sore?? Jadi wajib hukumnya sebelum lanjut persiapan makan malam.

Alhamdulillah, selama Ramadhan terpangkas sudah persiapan makan siangnya.

Jadi, terbayang isi kepala para ibu, the Real Super Hero ini.

Berpikir menu harian lengkap, tiga kali makan besar plus dua sampai tiga kali cemilan. Belum lagi memastikan kesehatan diri dan seluruh anggota keluarga, plus jadwal sekolah, tugas dan ujian anak sambil memantau perkembangan situasi terkini. Oyya, rumah yang mungkin terbiasa rapih tertata, berubah porak poranda, disisa tenaga masih berusaha membuat porak poranda itu (sedikit) lebih indah  😃  

Stress donk ? Belum Tentu..
Karena para ibu ini selalu punya cara untuk menghibur diri supaya bisa tetap tersenyum, tertawa dan bahagia 😍

Tidak jarang sambil memutar otak berpikir dan berikhtiar bagaimana caranya dapur bisa tetap "ngebul," baik dapur rumah maupun dapur tetangga, saudara dan kerabat. 
Banyak sudah ummahat yang turun tangan langsung dan tidak langsung membantu sesama dalam berbagai bentuk. Bantuan yang diberikan secara diam-diam dan bantuan yang diberikan secara terangan-terangan, Murni karena hatinya digerakkan Allah untuk menjadi perpanjangan tangan dari Rizqi yang DIA titipkan.

Artinya juga, banyak sekali ladang amal yang tanpa disadari tengah digarap, serta taburan pahala tengah berjatuhan, tertampung tanpa sengaja ditengah-tengah keringat ibu dan dari setiap suapan makanan yang masuk kedalam mulut suami dan anak. 

Belum lagi kebersamaan lengkap yang (biasanya) hanya dinikmati ketika libur Iedul Fitri saja. Sekiranya momentum #CovidDemic ini mampu menggenapi Ikhtiar setiap rumah tangga untuk menggapai Sakinah, Mawaddah dan Warrahmah, maka lakukanlah sebelum Allah panggil kita untuk menghadapNya.    

Tarik napas dalam sambil memejamkan mata ditengadah tangan kita, untuk bisa sejenak menata hati dan menghidupkan Cinta didiri, karena medan perjuangan sungguh berat. Hanya Cinta kepadaNya yang membuat ringan langkah ini di BumiNya.

MARHABAN YAA RAMADHAN

No comments:

Post a Comment