Thursday, December 12, 2019

"MENITIPKAN" ANAK


Ayah-Bunda, Berapa lama Allah MENITIPKAN anak-anak-mu dibawah Pengasuhan Langsung Tangan-mu?
Jangkauan Mata-mu?
Lembut dan Lantangnya kalimat-mu?
Pengajaran dan Suri Tauladan-mu?
Serta Perlindungan “Kepak” sayap mu ?

Terlalu Singkat ternyataHanya 3 sampai 4 tahun saja !

Yaa….hanya 3 sampai 4 tahun pertama kehidupan mereka, Selebihnya? Mulai ada “campur tangan” pihak ketiga di 24 jam hari-hari mereka, dalam berbagai macam bentuk.

Percayalah, 4 tahun itu bagaikan sekedipan mata, berlalu tanpa bisa kita “Pause” ataupun “Rewind”, tak peduli seberapa besar kita ingin mengulang masa itu.  

4 tahun pertama, siraman doa tak terputus hingga akhir hayat, kasih sayang, perhatian, memastikan tumbuh-kembang yang maksimal, juga sehat fisik dan mental.

4 tahun pertama, mengenalkan dan membuat mereka Mencintai Allah dan Rasul, menuntunnya membaca huruf demi huruf Hijaiyah, mengajarkan pelaksanaan Rukun islam--memperkenalkan rukun iman serta berusaha menjadi tauladan terbaik bagi mereka, dari mulai menjaga lisan dan nada suara, menjaga aurat dan adab serta membuat Ramadhan menjadi Indah, ditengah haus dan lapar mereka. Tak akan sempurna memang, ikhtiar maksimal kita dengan segala kekurangan dan kelebihan diri.


Kemudian,
Berapa Lama mereka berada dibawah Naungan Atap Rumah kita?

Bagi para Ayah-Bunda yang “Menitipkan” buah hati mereka di pesantren ataupun asrama ketika lulus sekolah dasar, hanya bisa menikmati kebersamaan itu selama lebih kurang 11 tahun, dikurangi dengan masa-masa mereka mengenyam pendidikan dasar 6 tahun, dimana sebagian besar waktu mereka habis di sekolah, tempat-tempat les dan kursus.

Pun yang melanjutkan ke sekolah menengah pertama non asrama, hanya mencecap sedikit kebersamaan, karena lebih dari 8 jam waktu dialokasikan untuk menuntut ilmu formal dan non formal.

Kemudian mereka melanjutkan jenjang SMA dan perguruan tinggi, kelak bekerja dan mencari nafkah, ataupun meminang dan dipinang jodoh mereka.

Sekali lagi, terlalu singkat kebersamaan dengan anak-anak kita, maka....Nikmatilah dengan segenap hati dan jiwa setiap detiknya, segala keriuhan, airmata, jeritan serta lugu wajahnya.

Karena...Jujurlah, ketika rumah mulai sepi, kajian-kajian selesai diikuti, Sang Imam keluarga mencari nafkah, kesibukan dunia mulai berkurang, terselisip sebersit rindu, hanya sekedar bisa memeluk dan mencium keningnya, seperti dulu ketika mereka kecil.

InshaAllah, tidak akan sia-sia ikhtiar maksimal ayah-bunda dalam merawat titipanNYA menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah. Totalitas kita memperlakukan titipan Allah tersebut akan menjadi cerminan kelak mereka akan memperlakukan kita di alam dunia dan alam kubur.



 Wallahu a'lam bish-shawab.  







No comments:

Post a Comment