Lembut dan Lantangnya kalimat-mu?
Pengajaran dan Suri Tauladan-mu?
Serta Perlindungan “Kepak” sayap mu ?
Terlalu Singkat ternyata… Hanya
3 sampai 4 tahun saja !
Yaa….hanya 3 sampai 4 tahun pertama kehidupan
mereka, Selebihnya? Mulai ada “campur tangan” pihak ketiga di 24 jam hari-hari
mereka, dalam berbagai macam bentuk.
Percayalah, 4 tahun itu bagaikan sekedipan mata, berlalu
tanpa bisa kita “Pause” ataupun “Rewind”, tak peduli seberapa besar kita ingin
mengulang masa itu.
4 tahun pertama, siraman
doa tak terputus hingga akhir hayat, kasih sayang, perhatian, memastikan tumbuh-kembang yang maksimal, juga sehat fisik dan mental.
4 tahun pertama, mengenalkan dan membuat mereka
Mencintai Allah dan Rasul, menuntunnya membaca huruf demi huruf Hijaiyah,
mengajarkan pelaksanaan Rukun islam--memperkenalkan rukun iman serta berusaha
menjadi tauladan terbaik bagi mereka, dari mulai menjaga lisan dan nada suara,
menjaga aurat dan adab serta membuat Ramadhan menjadi Indah, ditengah haus dan
lapar mereka. Tak akan sempurna memang, ikhtiar maksimal kita dengan segala
kekurangan dan kelebihan diri.
Kemudian,
Berapa Lama mereka berada dibawah Naungan Atap
Rumah kita?
Bagi para Ayah-Bunda yang “Menitipkan” buah hati
mereka di pesantren ataupun asrama ketika lulus sekolah dasar, hanya bisa
menikmati kebersamaan itu selama lebih kurang 11 tahun, dikurangi dengan masa-masa
mereka mengenyam pendidikan dasar 6 tahun, dimana sebagian besar waktu mereka habis
di sekolah, tempat-tempat les dan kursus.
Pun yang melanjutkan ke sekolah menengah pertama
non asrama, hanya mencecap sedikit kebersamaan, karena lebih dari 8 jam waktu dialokasikan untuk menuntut ilmu formal dan non formal.
Kemudian mereka melanjutkan jenjang SMA dan
perguruan tinggi, kelak bekerja dan mencari nafkah, ataupun meminang dan dipinang
jodoh mereka.
Sekali lagi, terlalu singkat kebersamaan dengan anak-anak
kita, maka....Nikmatilah dengan segenap hati dan jiwa setiap detiknya, segala keriuhan, airmata, jeritan serta lugu wajahnya.
Karena...Jujurlah, ketika rumah mulai sepi, kajian-kajian
selesai diikuti, Sang Imam keluarga mencari nafkah, kesibukan dunia mulai
berkurang, terselisip sebersit rindu, hanya sekedar bisa memeluk
dan mencium keningnya, seperti dulu ketika mereka kecil.
No comments:
Post a Comment