Mendengar kata Madura, yang cepat terlintas dalam ingatan tentulah karapan sapi, pulau penghasil garam dan juga sate Maduranya. Padahal sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Kabupaten Bangkalan berdiri megah salah satu Berlian Alam kota Madura. Bukit Kapur Jaddih namanya, atau lebih terkenal dengan Bukit Jaddih. Bukit ini adalah sebuah lokasi penambangan milik perseorangan yang masih aktif sekaligus tempat wisata baru yang semakin naik pamornya. Membentang di dua desa, Desa Jaddih dan Desa Parseh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Madura.
Awalnya, keseluruhan area perbukitan adalah wilayah pertambangan batu kapur. Belakangan, Bukit Jaddih semakin populer dikalangan penikmat wisata alam lokal karena keindahan, eksotisme serta arsitektural bentang alam buatan yang unik dan mengagumkan. Tercipta tanpa disengaja akibat proses penambangan yang terjadi selama bertahun-tahun, meninggalkan ceruk dalam yang memancarkan mata air hijau kebiruan, pahatan anak tangga kokoh didinding bukit kapur, tebing putih menjulang serta gua-gua berbentuk persegi panjang penghias tebing.
Kolam renang Guweh Aeng Pote dengan sumber mata air alami dan satu-satunya kolam renang di Indonesia yang dikelilingi dinding-dinding kapur putih, Danau biru Bukit Jaddih nan cantik, Goa Pote yang misterius, Bunker penyimpanan senjata peninggalan zaman penjajahan Belanda serta Bukit hijau – area asri di bagian atas bukit kapur dengan pamandangan kota Bangkalan dibawahnya adalah tempat-tempat yang bisa dinikmati ketika berkunjung kesana.
Kolam renang Guweh Aeng Pote dengan sumber mata air alami dan satu-satunya kolam renang di Indonesia yang dikelilingi dinding-dinding kapur putih, Danau biru Bukit Jaddih nan cantik, Goa Pote yang misterius, Bunker penyimpanan senjata peninggalan zaman penjajahan Belanda serta Bukit hijau – area asri di bagian atas bukit kapur dengan pamandangan kota Bangkalan dibawahnya adalah tempat-tempat yang bisa dinikmati ketika berkunjung kesana.
Perjalanan menuju Bukit Jaddih pun menjadi tantangan tersendiri, dengan kontur jalan yang terjal dan tidak rata serta minimnya petunjuk jalan menuju ke lokasi.
Tetapi jangan khawatir, tempat ini bisa diakses dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Dua alternatif rute yang dapat dipilih adalah melalui Jembatan Suramadu atau Pelabuhan Kamal, waktu tempuh jika melalui Jembatan Suramadu adalah sekitar 45 menit, sedangkan jika melewati Pelabuhan Kamal memakan waktu lebih kurang 15 menit saja, alternatif lain, gunakan jasa biro perjalanan lokal untuk sampai ke lokasi. Sangat tidak disarankan untuk berkunjung ketika hari mulai gelap. Waktu terbaik untuk menyerap keindahan yang ditawarkan Bukit jadih adalah Pagi hari, tetapi ketika sampai disana pada saat matahari sudah tinggi, persiapkanlah kacamata hitam, pelindung kepala dan juga masker, karena matahari yang sangat terik dan juga debu dari batu kapur membutuhkan penanganan tersendiri.
Tetapi jangan khawatir, tempat ini bisa diakses dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Dua alternatif rute yang dapat dipilih adalah melalui Jembatan Suramadu atau Pelabuhan Kamal, waktu tempuh jika melalui Jembatan Suramadu adalah sekitar 45 menit, sedangkan jika melewati Pelabuhan Kamal memakan waktu lebih kurang 15 menit saja, alternatif lain, gunakan jasa biro perjalanan lokal untuk sampai ke lokasi. Sangat tidak disarankan untuk berkunjung ketika hari mulai gelap. Waktu terbaik untuk menyerap keindahan yang ditawarkan Bukit jadih adalah Pagi hari, tetapi ketika sampai disana pada saat matahari sudah tinggi, persiapkanlah kacamata hitam, pelindung kepala dan juga masker, karena matahari yang sangat terik dan juga debu dari batu kapur membutuhkan penanganan tersendiri.
Keindahan alam Bukit Jaddih bersanding dengan ironi manis dan petualangan yang cukup memicu adrenalin serta berbahaya. “Luka alam” yang bermetamorfosis menjadi daya tarik wisata, sekaligus kenyataan bahwa aktivitas penambangan - hiruk-pikuknya pekerja tambang dan truk-truk pengangkut bongkahan kapur, berdampingan langsung tanpa batas dengan arus wisatawan, juga goa-goa tanpa penanda yang sewaktu-waktu bisa runtuh. Minim fasilitas dan petunjuk keselamatan serta akses menuju lokasi yang menjadi petualangan tersendiri. Namun para penikmat wisata alam tidak gentar dengan itu semua, karena bayaran ketika berada di Bukit Jaddih sebanding dengan momen terbaik yang berhasil dinikmati, dieksplorasi dan diabadikan.
Madura dengan Bukit Kapur Putih Jaddihnya telah membuka khazanah baru pariwisata alam pertambangan yang masih menyimpan potensi besar untuk terus diperbaiki dan dieksplorasi. Belum lengkap jika Surabaya ataupun Malang masuk dalam agenda liburan tetapi tidak meluangkan waktu singgah ke Madura, merasakan langsung sensasi tersendiri ketika berada ditengah-tengah Bukit Kapur Jaddih, sebuah harmonisasi dalam keunikan alam, masyarakat dan budaya.
No comments:
Post a Comment