JANGAN TAKUT merencanakan perjalanan ke suatu negara yang belum pernah kita kunjungi, namun seakan-akan kita sudah menjelajah setiap sudut negara itu. Bahkan jika kita bepergian sekeluarga lengkap dengan si kecil dan Ibunda Tercinta, dengan budget yang hemat, namun tetap mengakomodir Kenyamanan dan Keamanan keluarga.
Manfaatkan travel fair untuk mendapatkan tiket murah dari maskapai ternama, (super) rajin untuk browsing, googling dan buat catatan dari jauh-jauh hari untuk menyusun jadwal perjalanan, tempat wisata yang akan dikunjungi, juga transportasi menuju kesana. Tidak kalah penting komunikasi dengan pihak hotel ataupun pengelola tempat wisata yang kita tuju. Terakhir, minta tips dan trik dari teman-teman yang sudah pernah berkunjung kesana.
Itulah yang kami lakukan ketika memutuskan hendak berlibur ke Hong Kong. Sebenarnya lupa alasan persisnya kenapa Hong Kong yang menjadi tujuan. Salah satunya mungkin karena bisa mengunjungi 3 negara sekaligus jika berlibur kesana. Terselip juga Impian pribadi untuk bisa Menikmati Keindahan Bentang Bumi-NYA.
Sebelum memulai perjalanan, satu permintaan suami, "Tolong cari penginapan yang dekat dengan mesjid yaa bu". Karena sudah pasti lingkungan diseputar mesjid banyak terdapat komunitas muslim dan makanan halal mudah dicari, yang pasti sebisa mungkin lokasi hotel dekat dengan sarana transportasi umum, syukur-syukur beberapa objek wisatanya masih bisa diakses dengan berjalan kaki. Alhamdulillah, wish list tersebut bisa terpenuhi.
Akhirnya kami sekeluarga, bersama ibu berlibur ke 3 negara. Hong Kong, Macau dan Shenzen (Tiongkok) selama 6 hari 5 malam. Panjangnya Langkah kami berlima semata-mata atas Izin dan Perkenan-Nya. Teristimewa perjalanan kali ini karena Mama, 'Survivor' Colon Cancer, ikut serta berpetualang ke 3 Negara.
HONG KONG
Hong Kong sebagai negara pertama yang disinggahi menghadirkan rasa yang sensasional. Sebagai pusat bisnis dan perdagangan dunia, Hong Kong menjadi kota yang sangat Metropolis. Pusat Hiburan lengkap ada disini, Shopping dan Fashion tidak ketinggalan, belum lagi Industri Perfilman-nya yang mendunia.
Terbang bersama Singapore Airline dengan harga tiket PP super murah karena dibeli pada saat Jakarta Travel Fair cukup membuat gembira. Setibanya di bandara Hong Kong International Airport kami memanfaatkan Kereta Airport Express untuk menuju ke hotel, karena ada fasilitas free shuttle bus dari Airport Express yang melewati hotel, selain itu tersedia harga paket hemat untuk pembelian tiket kereta lebih dari 2 orang. Anak-anak pun bisa merasakan sensasi naik kereta cepat dan juga kami tidak kesulitan membawa koper dibandingkan jika harus naik MTR.
Akhirnya sampailah kami di Holiday Inn Golden Mile, Hotel yang akhirnya saya pilih untuk keluarga. Berada di Nathan Road, Tsim Sha Tsui, di daerah Kowloon yang hanya berjarak lebih kurang 200 meter dari Mesjid Kowloon.
Hotel ini saya temukan setelah browsing lebih dari 50 hotel dan penginapan. Kami berlima tadinya hendak menyewa 2 kamar, setelah berhitung, ternyata jauh lebih murah sewa 1 kamar di Holiday Inn Golden Mile. Ukuran kamar yang luas untuk hotel di Hong Kong. Dua buah tempat tidur ukuran Queen Bed, Free Wife, ketersediaan Handy Phone yang berfungsi sebagai Hot Spot dan boleh dibawa di seputar Hong Kong serta tidak ada batasan jumlah orang dikamar. Hotel ini diapit oleh 2 gedung terkenal bagi para budget traveller, Mirador Mansion dan Chungking Mansion. Meski terkesan kumuh, tetapi di dua gedung ini banyak pilihan makanan halal dengan harga murah, plusnya lagi, beberapa objek wisata bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Akhirnya menjadi biasa bagi saya, mama & Kahla disapa, ditatap orang, baik diam-diam maupun terang-terangan (mungkin) karena hijab kami. Puncaknya, ketika asyik antri di The Peak Tram Terminus, 2 orang turis asal Prancis minta foto bareng dengan kita...😊
Tempat wisata terakhir yang kami kunjungi di Hong Kong adalah Ocean Park. Pengalaman yang mengesankan buat saya berkunjung ketempat wisata ini. Mirip-mirip dengan Dufan atau Jungle Land yang digabung dengan Taman Mini dan Sea world. Kebayang kan besarnya Ocean Park, butuh seharian untuk menikmati semua wahana. Di Ocean park ini agak susah mencari makanan halal. Hanya satu kedai halal yang tersedia disini. Satu hal yang berkesan adalah ketika hendak sholat, kami mendatangi konter informasi dan menyampaikan ke petugas . Dengan ramah petugas mengarahkan ke ruang tunggu, setelah menunggu sebentar kami dipersilahkan menggunakan satu ruangan tamu kecil yang nyaman dan ber-AC untuk melaksanakan sholat. Perhatian dan layanan itu yang membuat saya sungguh terkesan.
Berada langsung ditengah-tengah masyarakat Hong Kong dan berbaur dengan bangsa lain sungguh luar biasa. Senang dan Takjub 'mengamati' wajah berbagai bangsa yang rata-rata berjalan tergesa dan asyik dengan gadgetnya, pertunjukan seni dan budaya yang dikemas dengan profesional dan indah, kemudahan Transportasi dan menikmati matahari yang masih terik walaupun sudah pukul 7 malam, juga merdunya suara adzan Isya di Mesjid Kowloon-Hongkon
Hong Kong sebagai negara pertama yang disinggahi menghadirkan rasa yang sensasional. Sebagai pusat bisnis dan perdagangan dunia, Hong Kong menjadi kota yang sangat Metropolis. Pusat Hiburan lengkap ada disini, Shopping dan Fashion tidak ketinggalan, belum lagi Industri Perfilman-nya yang mendunia.
Terbang bersama Singapore Airline dengan harga tiket PP super murah karena dibeli pada saat Jakarta Travel Fair cukup membuat gembira. Setibanya di bandara Hong Kong International Airport kami memanfaatkan Kereta Airport Express untuk menuju ke hotel, karena ada fasilitas free shuttle bus dari Airport Express yang melewati hotel, selain itu tersedia harga paket hemat untuk pembelian tiket kereta lebih dari 2 orang. Anak-anak pun bisa merasakan sensasi naik kereta cepat dan juga kami tidak kesulitan membawa koper dibandingkan jika harus naik MTR.
Akhirnya sampailah kami di Holiday Inn Golden Mile, Hotel yang akhirnya saya pilih untuk keluarga. Berada di Nathan Road, Tsim Sha Tsui, di daerah Kowloon yang hanya berjarak lebih kurang 200 meter dari Mesjid Kowloon.
Hotel ini saya temukan setelah browsing lebih dari 50 hotel dan penginapan. Kami berlima tadinya hendak menyewa 2 kamar, setelah berhitung, ternyata jauh lebih murah sewa 1 kamar di Holiday Inn Golden Mile. Ukuran kamar yang luas untuk hotel di Hong Kong. Dua buah tempat tidur ukuran Queen Bed, Free Wife, ketersediaan Handy Phone yang berfungsi sebagai Hot Spot dan boleh dibawa di seputar Hong Kong serta tidak ada batasan jumlah orang dikamar. Hotel ini diapit oleh 2 gedung terkenal bagi para budget traveller, Mirador Mansion dan Chungking Mansion. Meski terkesan kumuh, tetapi di dua gedung ini banyak pilihan makanan halal dengan harga murah, plusnya lagi, beberapa objek wisata bisa ditempuh dengan jalan kaki.
Salah satunya adalah Pertunjukan Symphony of Light yang menawan hati saya dengan pertunjukan Sinar Lasernya dan lampu-lampu yang gemerlap juga iringan musik yang mempesona, dihadirkan di area pinggiran Pelabuhan Tsim Sha Tsui. Buat saya, pelabuhannya sendiri sudah menghadirkan suasana romantis, dengan pemandangan laut yang indah dimalam hari. Cukup berjalan kaki setelah Isya ke arah pelabuhan, berbaur dengan wisatawan lainnya. Nathan Road malam itu dipenuhi dengan manusia beragam bangsa, menikmati sekali berjalan kaki dibawah langit Hong Kong yang cerah dan udara yang dingin, sambil mengamati pemandangan sepanjang jalan. Tidak lupa mampir sejenak ke Avenue of Star dan Tsim ShaTsui Promenade.
Perjalanan ke Victoria Peak inilah yang membuat saya mengagumi "Arsitektur" Hong Kong, dimana gedung-gedung dibangun seperti membelah gunung batu. Terkadang gunung batu itu lekat dengan dinding gedung, betul-betul perpaduan majunya peradaban yang bersanding manis dengan alam. Gedung dan gunung batu ini saya pandangi ketika berada didalam Peak Tram yang menuju ke Titik tertinggi di Hong Kong. Sisa perjalanan ke Victoria Peak dihabiskan dengan menelusuri dan asyik berinteraksi didalam Museum Lilin Madame Tussaud, Eye Trick Museum dan Sky Terrace 428.
Butuh waktu bagi saya untuk menahan napas ketika berada di Sky Terrace 428. Ditemani Elang yang menghias langit Victoria Peak, pemandangan yang dihamparkan didepan mata sungguh luar biasa. Hamparan laut dengan garis pantainya, kota metropolitan menjadi latarnya, juga pegunungan yang menghias lukisan sempurna itu. Sungguh Sempurna Ciptaan-Nya, membuat hati ini diliputi rasa syukur yang membuncah. Jangankan anak-anak, kami saja yang dewasa larut dalam keasyikan masing-masing.
Butuh waktu bagi saya untuk menahan napas ketika berada di Sky Terrace 428. Ditemani Elang yang menghias langit Victoria Peak, pemandangan yang dihamparkan didepan mata sungguh luar biasa. Hamparan laut dengan garis pantainya, kota metropolitan menjadi latarnya, juga pegunungan yang menghias lukisan sempurna itu. Sungguh Sempurna Ciptaan-Nya, membuat hati ini diliputi rasa syukur yang membuncah. Jangankan anak-anak, kami saja yang dewasa larut dalam keasyikan masing-masing.
Berada langsung ditengah-tengah masyarakat Hong Kong dan berbaur dengan bangsa lain sungguh luar biasa. Senang dan Takjub 'mengamati' wajah berbagai bangsa yang rata-rata berjalan tergesa dan asyik dengan gadgetnya, pertunjukan seni dan budaya yang dikemas dengan profesional dan indah, kemudahan Transportasi dan menikmati matahari yang masih terik walaupun sudah pukul 7 malam, juga merdunya suara adzan Isya di Mesjid Kowloon-Hongkon
MACAU
Macau, destinasi kedua di jadwal perjalanan. Cukup menyebrang melalui China Ferry Terminal yang berlokasi di Outlet Mall dan bisa diakses dengan jalan kaki dari hotel, sampai lah kami di Macau Ferry Terminal. Tidak butuh visa untuk ke Macau, hanya serangkaian proses Imigrasi standard yang harus dilalui. Berada di atas kapal penyebrangan, saya disuguhi pemandangan indah dari dua daratan, Hong Kong dan Macau, sekali lagi takjub mata memandangnya.
Memanfaatkan shuttle bus gratis dari hotel-hotel yang ada disana, kami berkunjung ke Senado Square, Wynn Hotel, Grand Lisboa Hotel dan The Venetian Macau Hotel. Masing-masing hotel memiliki desain interior khasnya yang membuat mata ini terbelalak, belum lagi pertunjukan ataupun galeri yang ada di lobi, memanjakan mata sekaligus membuat diri berpikir akan kepintaran orang-orang dibalik teknologi dan keindahan yang ada. Pusat Perjudian di Asia, jelas menawarkan kemewahan dan fasilitas terbaik. Memanjakan para pemilik uang yang bertaruh ataupun sekedar bersenang-senang. Tidak berlama-lama di hotel-hotel tersebut, kami segera mennuju ke Senado Square.
Senado square sendiri menyuguhkan atmosper yang berbeda. Santai berjalan diantara bangunan khas portugis, berpadu dengan deretan toko dan restoran yang modern. Masih sempat mencicipi egg tart yang jadi rekomendasi para traveller, dan memang enak ternyata, dua egg tart masih belum cukup, hehehe...
Puas menikmati Senado Square kami kembali ke Hong Kong, tour satu hari cukup rasanya mencecap sedikit "rasa" Macau.
Kenikmatan Surga Duniawi jelas ada disana bagi para pencarinya. Tapi tidak sedikit yang hanya ingin "mengintip" gemerlapnya Las Vegas Asia. Bagi kami, cukup membuka mata bahwa ada kehidupan yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya dan membuat rasa syukur semakin bertambah dengan kehidupan yang saat ini dijalani.
SHENZEN, TIONGKOK
Awalnya kami hendak bermalam di Shenzen tapi tidak jadi, karena pertimbangan satu dan lain hal. Rugi sebetulnya karena untuk masuk Shenzen harus bayar dan urus Visa on Arrival. Tapi ngga apa, toh bisa menginjakkan kaki di daratan Tiongkok sudah cukup rasanya. Tujuan utama adalah Splendid China-China Folk Culture Villages.
Ketika MTR memasuki wilayah Tiongkok suasana sepanjang perjalanan terasa berbeda. Pemandangan dari kereta tidak sepadat ketika berada di Hong Kong. Banyak pemukiman dan pemandangan terbuka dan perbukitan yang dilewati.
Sebelum sampai di Splendid China ada pengalaman unik. Sesampainya di Stasiun Metro, Shenzen yang nempel dengan pusat perbelanjaan besar seperti mangga dua, saya kesulitan membeli koin plastik berwarna hijau untuk naik MRT. Koin tersebut dibeli melalui vending mesin, sementara vending mesin tersebut semua keterangannya memakai aksara Cina.
Duuuhh, bertanya pun seperti sia-sia karena tidak ada yang paham Bahasa Inggris. Tetapi bantuan selalu ada saat-saat dibutuhkan. Ada anak muda yang menawarkan bantuan, dengan bahasa isyarat yang susah payah, sambil Menunjukkan gambar Splendid China akhirya dia paham kita mau kemana. Yang membuat terharu, dia tidak mau dibayar, padahal koin itu dibeli pakai uang dia, malah kami diantar ke tempat menunggu kereta yang benar. Tidak seberapa mungkin buat orang lain, tapi buat kami yang sedang kesulitan, bantuan tersebut luar biasa berarti.
Splendid China-China Folks Culture Villages, adalah dua theme park dalam satu lokasi. Begitu luasnya tempat ini sehingga saya menyesuaikan dengan kemampuan jelajah anak-anak dan mama. Ketika anak-anak berhenti di arena yang mereka suka yaa kami ikuti walaupun akhirnya banyak arena yang tidak sempat didatangi karena hari terlanjur gelap. Buat saya, kegembiraan dan keasyikan mereka lebih utama. Mereka sadar ada dibelahan negara lain, tapi begitu larut dalam permainan, mereka sudah lupa ada dimana.
Walaupun begitu kami masih sempat menikmati Battle on Horse Show Golden Spear Dynasty, yang menampilkan "pertarungan" berkuda dari prajurit-prajurit Cina yang gagah berani. Akrobatik diatas kuda yang melaju kencang dan panah-panah yang dilepaskan sambil berkuda. Pertunjukan ini mampu memicu adrenalin saya tanpa terasa jadi ikut tegang sepanjang pertunjukan.
Lepas dari ketegangan masuklah kami ke Auditorium luas dengan tata panggung yang dinamis dan menarik serta penuh kejutan-kejutan diatasnya. Dancing Show in Traditional Chinese Costumes New Oriental Apparel, judul pertunjukannya. Mata saya betul-betul dimanjakan dengan keindahan dan warna-warni kostum yang dikenakan para pemain, kelincahan dan kehebatan akrobat para penari, jalan cerita yang mengalir, dan setting panggung yang berubah-rubah, juga interaksi pemain dengan pengunjung. Pertunjukan yang komplit buat saya.
Anak-anak sempat mencoba memanah disalah satu sudut selama disana, juga mencoba beberapa permainan yang disediakan dan menonton pertunjukan didekat pintu masuk utama. Selama di Splendid China, kami sholat di ruang menyusui yang kebetulan kosong. Sedangkan makanan, kami beli pada saat tiba di Shenzen.
Selesai dari Splendid China, hari sudah agak gelap. Sebelum kembali ke Hong Kong, kita mampir sebentar ke salah satu mall yang dekat dengan Stasiun Metro untuk makan malam. Ada kejadian lucu disini. Karena susah cari toilet, bertanyalah saya ke salah satu SPG disana, saya pikir apa sih susahnya nanya toilet ada dimana. Ternyata ohh ternyata, sang SPG ngga tahu apa itu toilet. Terpaksa saya berpantomim cuci muka sambil ngomong pakai bahasa Indonesia, dia tambah bingung. Akhirnya suami ikutan pantomim kebelet pipis, barulah sang SPG ngerti...hahaha...anak saya sampai terbengong-bengong. "Kok ibu ngomongnya pake Bahasa Indonesia sih?" Laah, Bahasa Inggris aja dia ngga ngerti, yaa sekalian aja pake bahasa sendiri, toh sama ngga ngertinya, hihihi....
Petualangan di Shenzen diakhiri. Dengan badan yang terasa remuk, dan kaki seperti diganduli bola besi, sampai juga kami ke hotel. Hati ini terus membatin dengan haru, betapa anak-anak dan mama tidak pernah sekalipun mengeluh capek, padahal saya tahu mereka sangat-sangat kelelahan.
Selesai sudah petualangan kami di Tiga Negara. Saatnya kembali ke Indonesia dengan Segudang pengetahuan baru, Pengetahuan Bathin dan Pengetahuan Visual. Banyak Cerita, Nikmat dan Hikmah yang berhasil kami leburkan ke dalam diri yang InshaAllah bermanfaat dan mendidik.
Butuh kaki-kaki yang kuat ketika 'menjelajah negeri orang. Kaki-kaki kami sudah kuat, ditempa tingginya mobilitas tiga negara membuat kami terbiasa dan menikmati panjangnya langkah kaki ini. Bekal yang dibutuhkan untuk menjelajah belahan lain bumi Ciptaan-nya, InshaAllah.
Buat saya, wisata "Manusia", begitu saya selalu menyebutnya, menarik untuk dicermati, karena didalamnya terdapat Peradaban suatu negeri, Kemajuan Ilmu dan Teknologi, Keindahan Alam dan Aktivitas Bermasyarakat. Namun para penghuni negeri lah yang Menghiasi dan Membingkai Keindahan Sempurna itu.
Macau, destinasi kedua di jadwal perjalanan. Cukup menyebrang melalui China Ferry Terminal yang berlokasi di Outlet Mall dan bisa diakses dengan jalan kaki dari hotel, sampai lah kami di Macau Ferry Terminal. Tidak butuh visa untuk ke Macau, hanya serangkaian proses Imigrasi standard yang harus dilalui. Berada di atas kapal penyebrangan, saya disuguhi pemandangan indah dari dua daratan, Hong Kong dan Macau, sekali lagi takjub mata memandangnya.
Memanfaatkan shuttle bus gratis dari hotel-hotel yang ada disana, kami berkunjung ke Senado Square, Wynn Hotel, Grand Lisboa Hotel dan The Venetian Macau Hotel. Masing-masing hotel memiliki desain interior khasnya yang membuat mata ini terbelalak, belum lagi pertunjukan ataupun galeri yang ada di lobi, memanjakan mata sekaligus membuat diri berpikir akan kepintaran orang-orang dibalik teknologi dan keindahan yang ada. Pusat Perjudian di Asia, jelas menawarkan kemewahan dan fasilitas terbaik. Memanjakan para pemilik uang yang bertaruh ataupun sekedar bersenang-senang. Tidak berlama-lama di hotel-hotel tersebut, kami segera mennuju ke Senado Square.
Senado square sendiri menyuguhkan atmosper yang berbeda. Santai berjalan diantara bangunan khas portugis, berpadu dengan deretan toko dan restoran yang modern. Masih sempat mencicipi egg tart yang jadi rekomendasi para traveller, dan memang enak ternyata, dua egg tart masih belum cukup, hehehe...
Puas menikmati Senado Square kami kembali ke Hong Kong, tour satu hari cukup rasanya mencecap sedikit "rasa" Macau.
Kenikmatan Surga Duniawi jelas ada disana bagi para pencarinya. Tapi tidak sedikit yang hanya ingin "mengintip" gemerlapnya Las Vegas Asia. Bagi kami, cukup membuka mata bahwa ada kehidupan yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya dan membuat rasa syukur semakin bertambah dengan kehidupan yang saat ini dijalani.
SHENZEN, TIONGKOK
Awalnya kami hendak bermalam di Shenzen tapi tidak jadi, karena pertimbangan satu dan lain hal. Rugi sebetulnya karena untuk masuk Shenzen harus bayar dan urus Visa on Arrival. Tapi ngga apa, toh bisa menginjakkan kaki di daratan Tiongkok sudah cukup rasanya. Tujuan utama adalah Splendid China-China Folk Culture Villages.
Ketika MTR memasuki wilayah Tiongkok suasana sepanjang perjalanan terasa berbeda. Pemandangan dari kereta tidak sepadat ketika berada di Hong Kong. Banyak pemukiman dan pemandangan terbuka dan perbukitan yang dilewati.
Sebelum sampai di Splendid China ada pengalaman unik. Sesampainya di Stasiun Metro, Shenzen yang nempel dengan pusat perbelanjaan besar seperti mangga dua, saya kesulitan membeli koin plastik berwarna hijau untuk naik MRT. Koin tersebut dibeli melalui vending mesin, sementara vending mesin tersebut semua keterangannya memakai aksara Cina.
Duuuhh, bertanya pun seperti sia-sia karena tidak ada yang paham Bahasa Inggris. Tetapi bantuan selalu ada saat-saat dibutuhkan. Ada anak muda yang menawarkan bantuan, dengan bahasa isyarat yang susah payah, sambil Menunjukkan gambar Splendid China akhirya dia paham kita mau kemana. Yang membuat terharu, dia tidak mau dibayar, padahal koin itu dibeli pakai uang dia, malah kami diantar ke tempat menunggu kereta yang benar. Tidak seberapa mungkin buat orang lain, tapi buat kami yang sedang kesulitan, bantuan tersebut luar biasa berarti.
Splendid China-China Folks Culture Villages, adalah dua theme park dalam satu lokasi. Begitu luasnya tempat ini sehingga saya menyesuaikan dengan kemampuan jelajah anak-anak dan mama. Ketika anak-anak berhenti di arena yang mereka suka yaa kami ikuti walaupun akhirnya banyak arena yang tidak sempat didatangi karena hari terlanjur gelap. Buat saya, kegembiraan dan keasyikan mereka lebih utama. Mereka sadar ada dibelahan negara lain, tapi begitu larut dalam permainan, mereka sudah lupa ada dimana.
Walaupun begitu kami masih sempat menikmati Battle on Horse Show Golden Spear Dynasty, yang menampilkan "pertarungan" berkuda dari prajurit-prajurit Cina yang gagah berani. Akrobatik diatas kuda yang melaju kencang dan panah-panah yang dilepaskan sambil berkuda. Pertunjukan ini mampu memicu adrenalin saya tanpa terasa jadi ikut tegang sepanjang pertunjukan.
Lepas dari ketegangan masuklah kami ke Auditorium luas dengan tata panggung yang dinamis dan menarik serta penuh kejutan-kejutan diatasnya. Dancing Show in Traditional Chinese Costumes New Oriental Apparel, judul pertunjukannya. Mata saya betul-betul dimanjakan dengan keindahan dan warna-warni kostum yang dikenakan para pemain, kelincahan dan kehebatan akrobat para penari, jalan cerita yang mengalir, dan setting panggung yang berubah-rubah, juga interaksi pemain dengan pengunjung. Pertunjukan yang komplit buat saya.
Anak-anak sempat mencoba memanah disalah satu sudut selama disana, juga mencoba beberapa permainan yang disediakan dan menonton pertunjukan didekat pintu masuk utama. Selama di Splendid China, kami sholat di ruang menyusui yang kebetulan kosong. Sedangkan makanan, kami beli pada saat tiba di Shenzen.
Selesai dari Splendid China, hari sudah agak gelap. Sebelum kembali ke Hong Kong, kita mampir sebentar ke salah satu mall yang dekat dengan Stasiun Metro untuk makan malam. Ada kejadian lucu disini. Karena susah cari toilet, bertanyalah saya ke salah satu SPG disana, saya pikir apa sih susahnya nanya toilet ada dimana. Ternyata ohh ternyata, sang SPG ngga tahu apa itu toilet. Terpaksa saya berpantomim cuci muka sambil ngomong pakai bahasa Indonesia, dia tambah bingung. Akhirnya suami ikutan pantomim kebelet pipis, barulah sang SPG ngerti...hahaha...anak saya sampai terbengong-bengong. "Kok ibu ngomongnya pake Bahasa Indonesia sih?" Laah, Bahasa Inggris aja dia ngga ngerti, yaa sekalian aja pake bahasa sendiri, toh sama ngga ngertinya, hihihi....
Petualangan di Shenzen diakhiri. Dengan badan yang terasa remuk, dan kaki seperti diganduli bola besi, sampai juga kami ke hotel. Hati ini terus membatin dengan haru, betapa anak-anak dan mama tidak pernah sekalipun mengeluh capek, padahal saya tahu mereka sangat-sangat kelelahan.
Selesai sudah petualangan kami di Tiga Negara. Saatnya kembali ke Indonesia dengan Segudang pengetahuan baru, Pengetahuan Bathin dan Pengetahuan Visual. Banyak Cerita, Nikmat dan Hikmah yang berhasil kami leburkan ke dalam diri yang InshaAllah bermanfaat dan mendidik.
Butuh kaki-kaki yang kuat ketika 'menjelajah negeri orang. Kaki-kaki kami sudah kuat, ditempa tingginya mobilitas tiga negara membuat kami terbiasa dan menikmati panjangnya langkah kaki ini. Bekal yang dibutuhkan untuk menjelajah belahan lain bumi Ciptaan-nya, InshaAllah.
Buat saya, wisata "Manusia", begitu saya selalu menyebutnya, menarik untuk dicermati, karena didalamnya terdapat Peradaban suatu negeri, Kemajuan Ilmu dan Teknologi, Keindahan Alam dan Aktivitas Bermasyarakat. Namun para penghuni negeri lah yang Menghiasi dan Membingkai Keindahan Sempurna itu.
No comments:
Post a Comment